Jumat, 29 Oktober 2010

GARUDAKU TAK LAGI TERBANG

Kini seekor garuda lambang negaraku tak lagi dapat terbang,ia kehilangan satu per satu bulu sayapnya.hanya tulang sayap yang ia miliki sekarang.tidak lagi ia bisa menembus awan dan melawan badai,kini ia hanya bisa memandang kelangit dan sesekali tertunduk melihat sayapnya yang hilang entah kemana tanpa disadarinya.dan cengkeraman kakinya kini tak sekuat dulu,hingga kata2 dalam cengkramanya banyak terjatuh dan hanya kata BHINEKA yang dapat ia pertahankan.entah sampai kapan kita melihat ia seperti itu,hanya kita,hanya hati kita,hanya tangan kita,hanya suara kita,hanya semangat kita,hanya keadaan kita,hanya tindakan kita,hanya kemauan kita,yang bisa tumbuhkan sayapnya dan membantu ia untuk mencari kata-kata dalam cengkramanya yang jatuh tadi.

AKU RINDU INDONESIAKU DULU

indahnya INDONESIAku tak lagi terpandang karena segerombol tangan penghancur datang hempaskan hati keruhkan pada setiap segi kehidupan,tak ada yang bisa dipikirkan tangan-tangan itu kala melihat beberapa lembar nilai tukar.Sumber air mengalir dari sepasang mata yang tak tega menyentuh rakyatnya kala bencana tersenyum peringatkan tingkah laku hati manusia yang buta akan nominal.sepasang mata termenung kala karyanya yang begitu sulit untuk dihasilkan dengan seketika luntur karena tinta hitam dari alam.Sungguh tak bisa dibayangkan balasan alam yang tak pernah kita sadari akan dapat terjadi,alam juga punya kaki dan nurani.Alam tak pandang jabatan apa yang di sandang seseorang,kala alam mulai merasakan hatinya telah terluka,dia mencoba untuk berbicara.tapi tak pernah mereka pedulikan keluhan alamku.hingga kini alam tersenyum,alam hanya bisa tersenyum karena dia tak akan pernah bisa melawan.Senyuman itu hingga kini tak dapat dibendung oleh siapapun.